Masih hangat dibahas diblog
sebelah tentang pengurusan perijinan dipemkot Denpasar, apa yang beliau alami sangat berbeda dengan yang saya temui dilapangan, memang untuk beberapa ijin seperti npwp dan ijin lain memang cepet banget keluarnya bahkan kurang dari seminggu. Namun dengan berkembangnya usaha kita dimana diperlukan ijin export sebagai salah satu persyaratan dalam pembayaran Letter of credit, jadi saya bersama rekan2 sepakat untuk ngajuin ijin export, nah karena bangunan kantor belum mempunyai IMB (saya pakai rumah tinggal salah satu team untuk dijadikan alamat perusahaan) jadi saya mulai dari pengurusan IMB yang mana dalam pengurusannya ada inspeksi (bener ga ya tulisannya) ke lapangan dan kemudian setelah inspeksi tersebut staf saya dipanggil untuk membahas hasil dari lapangan, nah dari sini mulai ada masalah yang menurut saya sangat tidak masuk akal
Oknum : “bangunan bapak lebih kejalan sekitar 70 cm nih”
Staf saya : “Pak ini rumah masuk kedalam blok/gang klo memang kami melanggar Sempadan jalan semua rumah yang ada dijalan ini, bahkan yang sudah ada label IMBnya pun melanggar kentuan tersebut, klo bapak mempermasalahkan tentang ini dan mau ngecek ulang ke setiap lingkungan disini siapa sebenarnya yang melanggar sempadan saya orang pertama yang mau menandatangani surat persetujuan tersebut”.
Kenyataan dilapangan rumah tempat kantor kami berada masih jauh dari jalan begitu pula dengan tempat parkirnya. Dan ini nih dialog yang sekaligus bikin aku mules dengernya:
Oknum : “Begini Pak dalam peraturan penerbitan IMB syarat perbandingan antara rumah dan halaman 50:50, nah…..bangunan ini perbandingan antara bangunan dan halamannya 54:46, jadi bangunan lebih 4 % dari ketentuan yang ada sehingga kemungkinan tidak dapat kami proses ijinya”.
Staf saya : “Bapak Tinggal didaerah mana, bisa tau alamatnya, saya pengen liat langsung juga apa rumah bapak ini komposisinya sama dengan peraturan yang berlaku, karena bapak yang tau langsung tentang peraturan ini, pak klo mau realistis ga usa ngambil contoh yang jauh-jauh kantor dimana dinas ini berdiri apa sudah memenuhi peraturan tersebut, coba bapak tinjau lagi dan bapak bisa langsung lihat lahan parkir aja ada diluar bangunan”.
Oknum : “Sebentar tunggu 10 menit saya mau rundingkan masalah ini”
Setelah 10 menit oknum tersebut keluar menemui staf saya.
Oknum : “Ya ijin anda sedang dalam proses mohon tunggu konfirmasi kami dalam beberapa hari kedepan”
Jadi miris banget dengernya, bagaimana mungkin peraturan kok ga jelas kaya gini, padahal masih banyak dilapangan bangunan yang melanggar ketentuan tersebut, gimana halnya dengan perumahan baik yang tipe 21 sampai rumah mewah yang udah mengantongi IMB apa sudah mengikuti acuan komposisi lahan seperti itu, saya ga yakin bahkan banyak bangunan pemerintah yang komposisi antara lahan terbuka dan banguanan yang menyalahi aturan.Yah..namanya juga Oknum mungkin dia cari celah kesalahan kita apalagi dia tau tujuan kita ngurus IMB untuk melengkapi ijin usaha, jadi kemungkinan ada motif bisnisnya juga dibalik itu.
3 comments:
mabk widi, perlu ditombok tuh :)
mudah2an semua instansi seperti yang ditulis di blognya bli devari ya...!
pasti kita akan semakin LovIna deh..
aduh, mengerikan sekali pemerintahan kita. setiap kali mengurus sesuatu ke instansi, beneran saya frustasi duluan. fobia instansi pemerintahan. btw, argumen melawan oknum itu okeh banget. salam kenal bunda gek indi
Post a Comment